Kamis, 03 November 2011


Sejarah Liga Champion

Kejuaraan ini pertama kali dicetuskan oleh salah satu majalah olah raga Perancis. Trofi berbentuk piala yang dijuluki "The Big Ears", dan trofi pertama berbeda dengan yang sekarang diperebutkan (dibuat oleh Stadellman). Piala yang diperebutkan sekarang adalah edisi ke-6. Pada awalnya kejuaraan memperebutkan piala bernama Piala Juara Klub Eropa atau European Champion Clubs' Cup, yang biasanya disingkat menjadi Piala Eropa (European Cup, dan berbeda dari Piala Eropa seperti yang dikenal di Indonesia sekarang ini yang merujuk kepada European Championship). Kejuaraan ini dimulai pada musim 1955/56 dengan menggunakan sistem gugur dua leg, yaitu setiap tim bermain dua pertandingan, satu tandang dan satu di kandang, dan tim dengan skor rata-rata tertinggi maju ke babak berikutnya. Hanya tim-tim juara liga di masing-masing negara, ditambah dengan pemegang juara pada saat itu, yang berhak ikut ajang kompetisi ini.

Format baru

Format dan namanya kemudian diganti pada musim 1992/93. Mulai saat itu, kejuaraan mempunyai tiga babak kualifikasi, satu babak kompetisi grup (tim-tim bermain dalam bentuk "tandang-kandang" seperti kompetisi reguler), dan kemudian empat babak final dengan sistem gugur. Semua babak kualifikasi dan pertandingan dengan sistem gugur dilangsungkan dengan dua leg, kecuali pertandingan final yang merupakan pertandingan tunggal yang diselenggarakan di sebuah tempat yang telah ditentukan oleh UEFA.

Pemegang gelar juara terbanyak

Real Madrid CF telah menjuarai kompetisi ini sembilan kali dan menjadi yang terbanyak di seluruh Eropa. Tim-tim yang paling sukses berikutnya adalah AC Milan (7 kali juara), Liverpool FC (5 kali juara), FC Bayern München dan AFC Ajax (4 kali juara), Manchester United, Inter Milan dan FC Barcelona (3 kali juara)

Serba-serbi Champions League

Musik yang mengiringi awal setiap siaran televisi kejuaraan ini digubah oleh Tony Britten, berdasarkan lagu gubahan George Frideric Handel yang berjudul Zadok the Priest, dan dibawakan oleh Chorus of the Academy of St. Martin in the Fields dan Royal Philharmonic Orchestra.

Khusus bagi tim yang pernah juara Liga Champions 4 kali, di lengan baju kiri akan terdapat logo Liga Champions dan tertulis jumlah piala yang dikoleksi. Seperi Ajax misalnya, karena telah juara sebanyak 4 kali di lengan baju kiri terdapat logo Liga Champions disertai dengan jumlah piala yang didapat.

Dalam 19 musim terakhir, hanya ada satu tim yang berhasil mempertahankan gelar juara Liga Champions (saat itu format dan namanya masih Piala Champions) selama dua musim berturut-turut, yaitu AC Milan yang kala itu masih berpredikat The Dream Team.

Pada akhir musim 2004/05 terjadi masalah. Liverpool yang juara Liga Champions pada musim itu berhak lolos langsung ke babak penyisihan musim depan, namun Liverpool di liga domestik ada di peringkat lima. Everton yang merupakan peringkat 4 mengajukan protes, sehingga Liverpool dan Everton tetap ikut Liga Champions musim depan (Everton lewat kualifikasi) dan Inggris pun punya lima tim ke Liga Champions (terbanyak dalam satu negara).

Kualifikasi

Kualifikasi untuk Liga Champions ditentukan oleh posisi tim-tim di liga domestik dan melalui sistem kuota; negara-negara yang mempunyai liga domestik yang lebih kuat diberikan lebih banyak tempat. Klub yang bermain di liga domestik yang lebih kuat juga mulai ikut pada babak yang lebih akhir. Misalnya, tiga liga terkuat, menurut peringkat UEFA, akan melihat juara dan runner-upnya langsung masuk ke babak fase grup, dan peringkat ketiga dan keempat masuk pada babak kualifikasi ketiga. Ada pengecualian pada peraturan ini; juara bertahan Liga Champions lolos secara otomatis ke babak grup tanpa tergantung posisi akhirnya di liga domestik. Dalam perputaran kompetisi liga Champion klub-klub bertarung sengit untuk menempati posisi teratas sehingga layak ikut serta kejuaraan ini.

Distribusi Juara Berdasarkan Negara

* Spain.svg Spanyol (12 gelar juara)
* Italy.svg Italia (12 gelar juara)
* England.svg Inggris (11 gelar juara)
* Germany.svg Jerman (6 gelar juara)
* the Netherlands.svg Belanda (6 gelar juara)
* Portugal.svg Portugal (4 gelar juara)
* France.svg Perancis (1 gelar juara)
* Romania.svg Rumania (1 gelar juara)
* SFR Yugoslavia.svg Yugoslavia (1 gelar juara)
* Flag of Scotland.svg Skotlandia (1 gelar juara)
2009/10 Internazionale Milano 2 – 0 Bayern munich di Stadion Santiago Bernabéu,
2008/09 FC Barcelona 2 – 0 Manchester di United Stadio Olimpico,
2007/08 Manchester United 1 -1 Chelsea (waktu normal) di Stadion Luzhniki,
6-5 melalui adu penalti (MU juara)
2006/07 AC Milan 2 - 1 Liverpool di Stadion Olimpiade,
2005/06 Barcelona 2 – 1 Arsenal di Stade de France,
2004/05 Liverpool 3 – 3 perp. waktu AC Milan di Olimpiyat Stadyumu,
3-2 melalui adu penalti (liverpool juara)
2003/04 Porto 3 - 0 Monaco di Arena AufSchalke,
2002/03 AC Milan 0 – 0 perp. waktu Juventus di Old Trafford,
3-2 melalui adu penalti (AC Milan juara)
2001/02 Real Madrid 2 – 1 Bayer Leverkusen di Hampden Park,
2000/01 Bayern München 1 – 1 setsd Valencia di San Siro,
5-4 melalui adu penalti (Bayern Munchen juara)
1999/00 Real Madrid 3 - 0 Valencia di Stade de France,
1998/99 Manchester United 2 - 1 Bayern München di Camp Nou,
1997/98 Real Madrid 1 - 0 Juventus di Amsterdam ArenA,
1996/97 Borussia Dortmund 3 - 1 Juventus di Olympiastadion,
1995/96 Juventus 1 – 1 perp. waktu Ajax di Stadio Olimpico,
4-2 melalui adu penalti(Juventus juara)
1994/95 Ajax 1 – 0 AC Milan di Stadion Ernst Happel,
1993/94 AC Milan 4 – 0 Barcelona di Stadion Spiros Louis,
1992/93 Marseille 1 – 0 AC Milan di Olympiastadion,
1991/92 Barcelona 1 – 0 perp. waktu Sampdoria di Wembley,
1990/91 Crvena Zvezda 0 – 0 perp. waktu Marseille di Stadio San Nicola,
5-3 melalui adu penalti (CrvenaZvezda juara)
1989/90 AC Milan 1 - 0 Benfica di Stadion Prater,
1988/89 AC Milan 4 - 0 Steaua Bucharest di Camp Nou,
1987/88 PSV Eindhoven 0 – 0 perp. waktu Benfica di Neckarstadion,
6-5 melalui adu penalti (PSV Eindhoven juara)
1986/87 Porto 2 – 1 Bayern München di Stadion Prater,
1985/86 Steaua Bucharest 0 – 0 perp. waktu Barcelona di Sánchez Pizjuán,
2-0 melalui adu penalti (Steaua Bucharest juara)
1984/85 Juventus 1 - 0 Liverpool di Stadion Heysel,
Tragedi Heysel terjadi di final ini.
Akibatnya, semua tim Inggris dilarang bermain dalam semua kejuaraan yang diselenggarakan UEFA selama lima tahun.
1983/84 Liverpool 1 – 1 perp. waktu Roma di Stadio Olimpico,
4-2 melalui adu penalti (Liverpool juara)
1982/83 Hamburg 1 – 0 Juventus di Stadion Spiros Louis,
1981/82 Aston Villa 1 – 0 Bayern München di De Kuip,
1980/81 Liverpool 1 - 0 Real Madrid di Parc des Princes,
1979/80 Nottingham Forest 1 - 0 Hamburg di Santiago Bernabéu,
1978/79 Nottingham Forest 1 - 0 Malmö di Olympiastadion,
1977/78 Liverpool 1 - 0 Club Brugge di Wembley,
1976/77 Liverpool 3 - 1 Borussia Mönchengladbach di Stadio Olimpico,
1975/76 Bayern München 1 – 0 Saint-Etienne di Hampden Park,
1974/75 Bayern München 2 - 0 Leeds United di Parc des Princes,
1973/74 Bayern München 1 – 1 perp. waktu Atlético de Madrid di Stadion Heysel,
Bayern Muenchen memenangi final ulangan, 4 -
0 1972/73 Ajax 1 - 0 Juventus di Crvena Zvezda,
1971/72 Ajax 2 - 0 Inter Milan di De Kuip,
1970/71 Ajax 2 - 0 Panathinaikos di Wembley,
1969/70 Feyenoord 2 – 1 perp. waktu Celtic di San Siro,
1968/69 AC Milan 4 - 1 Ajax di Santiago Bernabéu,
1967/68 Manchester United 4 – 1 perp. waktu Benfica di Wembley,
1966/67 Celtic 2 - 1 Inter Milan di Estádio Nacional,
1965/66 Real Madrid 2 - 1 Partizan Belgrade di Stadion Heysel,
1964/65 Inter Milan 1 - 0 Benfica di San Siro,
1963/64 Inter Milan 3 – 1 Real Madrid di Stadion Prater,
1962/63 AC Milan 2 - 1 Benfica di Wembley,
1961/62 Benfica 5 - 3 Real Madrid di Olympisch Stadion,
1960/61 Benfica 3 - 2 Barcelona di Stadion Wankdorf,
1959/60 Real Madrid 7 - 3 Eintracht Frankfurt di Hampden Park,
1958/59 Real Madrid 2 - 0 Stade de Reims di Neckarstadion,
1957/58 Real Madrid 3 – 2 perp. waktu AC Milan di Stadion Heysel,
1956/57 Real Madrid 2 - 0 Fiorentina di Santiago Bernabéu,
1955/56 Real Madrid 4 - 3 Stade de Reims di Parc des Princes,